PILIHAN
Berbagai Tokoh Sambut Lis Darmansyah
02 Maret 2025
Fatiah Dari Menyanyi Hingga Menjadi Petinju Muda Terbaik Se Kepri
11 Februari 2025
Kalapas Kelas II A Tanjungpinang Berkomitmen Cegah Narkoba
10 Februari 2025
Warga di Tembilahan Keluhkan Pungutan Parkir

Warga di Tembilahan Keluhkan Pungutan Parkir
Bualbual.com, - Sebagian kalangan masyarakat dan pedagang di kawasan Kota Tembilahan merasa semakin tercekik dengan punggutan parkir yang kian hari kian merajalela, menjamur di setiap ruas jalan kota.
Ditambah lagi dengan tindakan sejumlah oknum juru parkir yang bertindak arogan dan cenderung memaksa dalam memungut retribusi parkir kepada masyarakat.
Menurut penuturan seorang warga Tembilahan, Jaka (31), kehadiran sejumlah oknum juru parkir yang menekan masyarakat ini tentunya berpotensi memperlambat laju pertumbuhan ekonomi mikro.
Betapa tidak, tingkat konsumsi yang mencerminkan daya beli masyarakat akan menurun karena minat masyarakat untuk berbelanja menjadi berkurang.
Berkurangnya minat berbelanja ini, dikatakan adalah akibat dari pengeluaran lebih untuk membayar parkir, manakala masyarakat menyinggahi satu pusat perbelanjaan untuk membeli kebutuhan.
"Tentu ini tidak boleh dibiarkan karena berbahaya untuk laju pertumbuhan mikro ekonomi masyarakat," kata Jaka, Jum'at (3/11/2017) pagi.
Kondisi perparkiran yang seperti ini, dianggap Jaka akan menjadi ancaman bagi peningkatan pendapatan per kapita masyarakat. Sebab, adanya keengganan sebahagian masyarakat melakukan transaksi jual - beli dipasar karena kerap dihadapkan dengan paksaan membayar parkir.
Lebih lanjut, Jaka mengatakan diperlukan suatu pola yang sistematis dan masif dalam penanganan persoalan parkir di Kota Tembilahan dengan dirumuskannya sebuah regulasi sebagai payung hukumnya.
Selain aspek ekonomi, Jaka menjelaskan, kondisi memprihatinkan perparkiran ini juga berpotensi menimbulkan gejolak sosial di kalangan pedagang dan masyarakat konsumen karena kejenuhan atas tekanan dari sejumlah oknum juru parkir yang terkadang tidak jelas asal - usulnya.
"Perlu perhatian khusus karena ketika masyarakat yang bergabung dengan para pedagang mulai bergejolak ini akan berbahaya," papar Jaka.
Jaka mengungkap, sampai saat ini hampir seluruh ruas jalan, berdasarkan 'ketentuan' juru parkir dikenakan biaya. Masyarakat, lanjutnya, harus membayar parkir terus - menerus setiap menyinggahi suatu tempat.
"Situasi ini tidak berimbang antara ongkos parkir yang dikeluarkan dengan pembelian yang dilakukan masyarakat. Mau beli obat singgah ke toko obat harganya Rp 1000, parkirnya diminta Rp 1000 atau Rp 2000, kan tidak berimbang. Lima kali singgah dalam satu hari sudah berapa ongkos parkirnya," tukas Jaka.
(rgc/bbc)
Berita Lainnya
Kades Bakau Aceh Bantah Keras Terkait Berita Dirinya Miliki Ruko dan Tanah, Rudi Hartono: Semua Tuduhan Tak Berdasar dan Tidak Benar!
Heboh, Pengakuan Dewi Perssik soal Malam Pertamanya dengan Saipul Jamil
Diskes Inhu Lakukan Pemeriksaan Suhu Tubuh Masyarakat di Kantor Disdukcapil
#8 Tips Liburan Zaman Now Supaya Bikin Liburan ke Korea Selatan Makin Menyenangkan
Kata Kapolresta, Terkait Warga Tutup Akses ke Perumahan di Pekanbaru karena Takut Covid-19
Polda Riau Gagalkan Penyeludupan Satwa Dilindungi ke Luar Negeri
Pasca Festival Kelapa Internasional (FKI) HM Wardan Pemerintah Pusat menerbitkan regulasi harga terendah komoditas kelapa
Rektor UIN Suska Riau akan Beri Sanksi Mahasiswa yang Ikut Demo Karhutla
CPNS 2018 Dibatasi Usia, Tenaga Honorer Tuntut Revisi UU ASN
Kapolda Riau: Tak Perlu Dikomentari, Pernyataan Yaqut Soal Kelompok Radikal
Minang Berduka, Raja Pagaruyuang Meninggal Dunia
Kopra Putih Kini Menjadi Solusi Terbaik Perekonomian Bagi Petani Kelapa di Inhil, Harga Mencapai Rp 7500 Per Kg