PILIHAN
Sebut LPSK UU Terorisme perkuat hak korban
BUALBUAL.com, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menyambut baik Undang-undang Anti-terorisme yang baru disetujui DPR untuk disahkan pada Jumat (25/5). Mereka menilai UU tersebut telah memperkuat hak korban.
"Sebelumnya hak korban terorisme hanya dua, kompensasi dan restitusi. Dalam UU terbaru, bentuk hak korban diperbanyak", kata Ketua LPSK Abdul Haris Semendawai seperti dilansir dari Antara, Minggu (27/5).
LPSK melihat pada praktik penanganan korban terorisme ada banyak kebutuhan korban selain kompensasi dan restitusi, yakni adanya rehabilitasi bagi korban sangat penting mengingat korban terorisme hampir pasti mengalami trauma baik medis maupun psikologis.
"Ini yang harus dipulihkan, dan Alhamdulillah hak korban tersebut juga menjadi salah satu poin dalam UU yang baru. Ini merupakan kemajuan bagi upaya layanan kepada korban terorisme", jelas Semendawai.
Pada kasus-kasus terorisme sebelum UU Nomor 31 tahun 2014 tentang Perlindungan Saksi dan Korban bahkan posisi korban terorisme sangat lemah karena bukan termasuk tindak pidana yang mendapat prioritas perlindungan dan layanan oleh LPSK.
Namun pada UU tersebut korban terorisme masuk menjadi korban yang mendapat prioritas perlindungan dari LPSK, sehingga saat terjadi serangan teror layanan kepada mereka agak sulit diberikan, namun persoalan tersebut terjawab pada pada UU Anti-Terorisme yang baru.
"Hak korban dari masa tanggap darurat sudah diatur dengan jelas. Ini menunjukkan bahwa UU ini fokusnya tidak hanya pada pelaku, melainkan juga kepada korban", jelas Semendawai.
Rehabilitasi psikososial Selain rehabilitasi medis dan psikologis, rehabilitasi psikososial juga menjadi salah satu hak baru bagi korban yang ada dalam UU Anti Terorisme yang baru. Rehabilitasi psikososial penting karena korban yang selamat maupun keluarganya tetap harus bisa melanjutkan kehidupannya secara wajar.
Pada beberapa kasus, Semendawai mengungkapkan, korban merupakan tulang punggung keluarga, sehingga keluarga menjadi kehilangan orang yang penting dalan kelanjutan hidupnya sehari-hari ataupun jika selamat, mereka sulit untuk bekerja atau beraktifitas seperti sebelum menjadi korban.
"UU ini sangat operasional di mana diatur dan ditunjuk pula siapa yang memenuhi hak korban. LPSK siap melakukan mandat ini, apalagi memang sebelumnya kami sudah menangani korban terorisme", tutupnya. ***
Sumber: merdeka.com
Berita Lainnya
Butuh Rp 1,1 Miliar, RSBP Batam Bersiap Operasi Bayi Kembar Siam
Kakek Pedagang Buah Tak Jauh dari Kantor Bupati Meninggal Dunia
Tes Baca Al Quran Capres dan Cawapres, Surat Al-Fatihah Akan Jadi Materi
KPK Ajak Generasi Mudah Lawan Kemiskinan dan Korupsi
Bocah 4 Tahun Terpaksa Pasang Nebulizer, Diduga Terpapar Kabut Asap
Warga Bangun Purba Ditangkap Polisi Rohul di Simpang Tangun, Kedapatan Bawa 2 Paket Sabu
Jelang Putusan Dugaan Skandal Asusila Saddam Al Jihad, Sekretariat PB HMI Diserang
Luhut Binsar Panjaitan marah Saya Cari Dosamu Amien Rais
Siswa SMP Terkejut, Wakapolresta Pekanbaru Edi Sumardi Menjadi Pembina Upacara Mereka
Kapolres Inhil: Peralatan dan Penanganan Karhutla Inhil Harus di Evaluasi
Aksi Reuni 212 Kampanye Terselubung Prabowo Subianto, Kata PKB