PILIHAN
Berbagai Tokoh Sambut Lis Darmansyah
02 Maret 2025
Fatiah Dari Menyanyi Hingga Menjadi Petinju Muda Terbaik Se Kepri
11 Februari 2025
Kalapas Kelas II A Tanjungpinang Berkomitmen Cegah Narkoba
10 Februari 2025
Dihambat Eropa, Sawit RI Mau Dijual ke Mana?

BUALBUAL.com - Hingga saat ini produk minyak kelapa sawit atau CPO dari Indonesia masih terhambat untuk masuk ke kawasan Uni Eropa. Untuk mengantisipasi itu, Kementerian Perdagangan akan mencari alternatif negara baru memasarkan produk CPO.
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengaku sudah bertemu dengan para pengusaha yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki). Ternyata masih banyak negara lain yang memiliki peluang untuk masuknya produk CPO RI.
"Kelapa sawit tidak hanya di Eropa yang dibutuhkan, negara lain juga. Kebetulan kita baru terima asosiasi, ternyata ada negara-negara lain yang berpotensi seperti China, India, bahkan di Pakistan, Turki dan Bangladesh, yang secara kalkulasi bisa melebihi Uni Eropa," ujarnya saat mengunjungi detikcom, Jakarta, Rabu (27/11/2019).
Jerry yakin, pasar CPO RI tidak hanya bergantung dengan Uni Eropa. Dengan mencari pasar baru industri kelapa sawit Indonesia bisa terselamatkan.
Namun jika ingin mencari negara lain, apakah tidak menutup kemungkinan negara lain juga akan melakukan hal yang sama?
Menanggapi hal itu, Jerry meyakini bahwa negara lain tidak akan melakukan hal yang sama Uni Eropa seperti kampanye hitam. Sebab menurut dugaan alasan Uni Eropa melakukan hal itu lantaran memiliki produk minyak nabati termasuk rapeseed, minyak kedelai, minyak zaitun, minyak biji matahari, dan minyak nabati lainnya.
Faktor kedua, lanjutnya, Uni Eropa adalah organisasi kawasan yang menurutnya lebih sulit untuk melakukan negosiasi dagang dibanding dengan sebuah negara.
"Dia hanya ingin menunjukkan bahwa secara kolektif dia bisa entertain negara anggota. Itu berbeda dengan kita bicara bilateral, misalnya dengan China nggak seperti itu, karena pendekatannya lebih mudah kalau pendekatannya one on one," tegasnya.
"Jadi saya yakin itu tidak akan digunakan negara lain siapapun termasuk negara big power seperti AS dan China. karena kita selalu ada jalan untuk menunjukkan kita saling butuh," tutupnya.
Sumber: Detik.com
Berita Lainnya
Cabuli Gadis di Bawah Umur,Seorang Buruh di Kampar Ditangkap Polisi
DPP PAN Rekomendasikan Saukani di Pilkada Bengkalis 2020, Pengamat: Berpotensi Menang Bila Bersanding bersama Kasmarni
PT. Lahan Tani Sakti, Jalin Silaturahmi Melalui Peringatan Maulid Nabi Muhammad S.A.W di Desa Pondok Kresek
Warga Minta Dinas PUPR Tak Banyak Alasan, Banyak Jalan Rusak di Pekanbaru
Terkait Kasus Dugaan Korupsi Pipa Transmisi Inhil, Plt Bupati Bengkalis Muhammad Lawan Polda Riau dengan Gugatan Praperadilan
Pekanbaru Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Non Alam
Anggota DPRD Inhil dan Sekda Syarifuddin Resmi Melantik IKA - UR Kecamatan Tanah Merah
LAMR Kehilangan Sesepuh, Pendiri LAMR Djauzak Ahmad Wafat
Babinsa Koramil 05/GAS Lakukan Sosialisasi dan Patroli Karhutla di Wilayah Binaannya
Iwan Bule Jadi Ketum, Suporter Ancam Boikot PSSI
ASN yang Ikut Gerakan 'People Power' Firdaus Ancam Beri Sanksi
Sebanyak 5.477 Hektare Hutan dan Lahan di Riau Terbakar