Pawai Obor Semarakkan Idul Fitri di Desa Penuba
Berbagai Tokoh Sambut Lis Darmansyah
Warga Desa Sungai Cambai Tolak Keras Pembuatan Saluran Air dari Perusahan Perkebunan Sawit

BUALBUAL.com - Masyarakat Desa Sungai Cambai Kecamatan Mesuji Timur menolak keras pembuatan saluran air dari perkebunan kelapa sawit Perseroan Terbatas Bangun Tata Lampung Asri (PT. BTLA). Pasalnya saluran pembuangan air tersebut menuju langsung ke sungai alam, selasa (06/07/2021).
Dari sejak jaman penjajahan, Sungai Alam merupakan pusat penghidupan masyarakat Kabupaten Mesuji. Masyarakat setempat menggantungkan hidup mereka dengan sumber daya alam yang ada untuk mencari makan dan bertahan hidup. Artinya kebutuhan primer rumah tangga mengandalkan air beserta isi sungai tersebut.
Salah seorang warga pribumi asli kepada awak media mengatakan, sangat keberatan dan menolak keras jika pihak perusahaan perkebunan kelapa sawit membuat kanal/ saluran pembuangan air yang langsung mengarah ke alam bebas, yakni Sungai Alam.
"Kami menolak keras dan sangat keberatan jika pihak perusahaan merealisasi rencana mereka untuk membuat saluran pembuangan air yang langsung turun ke sungai alam. Karena sampai saat ini air sungai tersebut merupakan faktor penunjang aktifitas sehari-hari rumah tangga kami. Mandi, cuci, makan bahkan minum pun tergantung pada air yang mengalir di sungai ini. Kalau Bupati Mesuji mengizinkan, berarti beliau tidak memikirkan dampak negatif yang akan menimpah masyarakatnya sendiri," tuturnya.
Menurut aktivis dari Dewan Pengurus Pusat Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (DPP PPMI) Indra Darmawan yang juga pendiri utama Ormas Masyarakat Pemantau Pemilu dan Pembangunan Republik Indonesia (MPPPRI) yang ia himpun dari keterangan sejumlah masyarakat bahwa sejak ada perkebunan kelapa sawit, desa-desa yang berada di sepanjang bantaran sungai merasakan sangat sulit mencari penghidupan.
"Dulu sebelum berdiri perusahaan perkebunan, masyarakat kami hidup aman, nyaman dan damai. Setelah jutaan pohon kelapa sawit itu tumbuh dan kian semakin tinggi, ketentraman kehidupan tampak didindingi oleh rapatnya dan tingginya pepohonan sawit itu. Dan jutaan akar pohon sawit itu seakan mengikat jantung dan paru-paru kami," ujarnya.
"Dulu kami masih leluasa mengambil kayu bakar untuk dijual dan digunakan di dapur, sekarang penuh jutaan pohon sawit. Dulu air sungai jernih dengan potensi yang ada di dalamnya berupa beragam spesies ikan sangat tak terbatas, kini air sungai tampak keruh dan berasa keasaman hingga populasi dan spesies ikan pun sangat berkurang dan hilang pergi entah kemana???. Dulu kehidupan berjalan tentram dan damai, setelah berdiri perusahaan-perusahaan perkebunan, masyarakat kami hidup penuh kekacauan dan terkesan Kanibal. Dan berbagai tindak kriminalitas seperti mencuri, merampok, membegal dan lainnya itu tak lain karena mereka berjuang bertahan hidup, bukan untuk mencari kekayaan. Jadi mohon rasa kemanusiaan sebagai makhluk sosial, tolong pikirkan nasib hidup ribuan masyarakat jika air sungai pun dirampok dari kehidupan mereka," tandasnya.
Saidi Rosady, SH MH alumni mahasiswa Universitas Indonesia mengatakan, dibeberapa daerah, keberadaan sungai sangat penting, tidak hanya sebagai penunjang kehidupan penduduk, tetapi juga kelestarian lingkungan di sekitarnya.
"Industri perkebunan kelapa sawit yang kian marak diupayakan khususnya di wilayah Sumatera dan Kalimantan, di satu sisi merupakan salah satu penyumbang devisa yang besar bagi Indonesia. Namun, di sisi lain perkebunan kelapa sawit yang dikembangkan dengan masif telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan di sekitar wilayah perkebunan," ujarnya.
Berita Lainnya
Dinas PUPR Riau Turunkan Dua Alat Berat untuk Mengatasi Banjir di Rohil
Mantan KKUD Diduga langgar perjanjian kerja dengan Seorang Petani Upahan Harian
Janji SU Bohong! Anawawik: Pemimpin Seperti Ini Tak Layak Dipilih Kembali
Kayu Akasia di Dalam Kapal Tongkang Terbakar di Sungai Siak
Pemuda Enok Curhat Dampak Buruk Penjualan Togel di Kampungnya
Inhu Berhasil Meraih dua Piala Penghargaan Ajang Anugrah Parawisata Riau 2022
Diakhir Tahun 2021, Media online di Kota Batam Banyak Beritakan Dugaan tempat Perjudian Gelanggang Permainan Elektronik
Terungkap, Orangtua ABK WNI Tak Pernah Tahu Anaknya Dilarung ke Laut
Amrul Warga Desa Teluk Kabung Inhil Tewas Tersengat Listrik saat Perbaiki Antena Prabola
Anggota DPRD Kepri Minta Pihak Kepolisian Telusuri Dugaan Kejanggalan Meninggalnya Seorang Terperiksa
Warga Mesuji Kecewa Dengan Pelayanan RS Mutiara Bunda Kabupaten Tulang Bawang
Penimbunan Lahan di Sungai Serai, CV IH Akui Oknum Satpol PP Kota Tanjungpinang Bantu Pengurusan Izin