Dirut PLN dan Keluarga Naik GA 0716 Plesiran ke Australia Saat Siaga Nataru, Perjalanan Dinas Fiktif Mencuat

Jumat, 20 Desember 2024

BUALBUAL.com - Jejak Hedonisme yang dipamerkan Dirut PLN Darmawan Prasodjo , semakin terang benderang. Ironisnya, hal itu dipertontonkannya di saat Presiden Prabowo Subianto secara tegas telah meminta jajaran pejabat negara berhemat dan mengurangi aktivitas keluar negeri.

Namun pria yang akrab disapa Darmo ini justru seolah membangkang dan mengabaikan ultimatum Prabowo tersebut. Indikasi itu semakin jelas, setelah dalam beberapa hari terakhir sejumlah media online menyoroti Darmawan Prasodjo yang dikabarkan plesiran ke Melbourne, Australia.

Parahnya lagi, dia berangkat keluar negeri di saat Siaga Natal dan Tahun Baru (Nataru). Dan isu ini semakin liar setelah Darmo diduga kuat berangkat dengan modus perjalanan dinas fiktif, sehingga semua pembiayaan keberangkatannya bersama keluarga ditanggung PLN.

Ternyata bukan sekadar isapan jempol. Jejak itu nyata setelah Pengurus Pusat Ikatan Wartawan Online (PP IWO) melakukan investigasi terkait kabar keberadaan Darmo di Negeri Kanguru tersebut.

"Kami sudah pegang bukti manifest keberangkatan yang bersangkutan keluar negeri," ungkap Ketua Umum PP IWO Teuku Yudhistira di Jakarta, Jumat (20/12/2024).

Berdasarkan data yang kami himpun, Darmo berangkat dengan 5 orang lainnya, diantaranya sang istri Diny Sandra Dewi beserta 4 orang yang diduga merupakan anaknya yang masih berusia 10, 12, 14 dan 16 tahun.

"Dia berangkat pada Selasa dinihari, 17 Desember 2024 pukul 00.34 WIB atau persis sehari setelah menyelesaikan kegiatan apel Siaga Nataru di Kantor PLN Pusat dan Konferensi Pers Paket Kebijakan Ekonomi untuk Kesejahteraan yang dilaksanakan di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian. Dia berangkat dengan pesawat Garuda GA 0716 dari Bandara Soetta, Cengkareng menuju Melbourne, Australia," tegasnya.

Menurut Yudhis, manifest itu nantinya akan menjadi salah satu dokumen yang akan dilaporkan pihaknya kepada pihak Korps Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Kortas Tipikor) Polri.

"Kami sudah melakukan koordinasi dengan penyidik untuk pelaporan itu. Tentunya ada dokumen lainnya yang akan kami laporkan terkait dugaan Mega Korupsi di PLN di era kepemimpinan Darmo selama 3 tahun terakhir. Selain itu, kami juga akan melaporkan masalah ini ke Seskab," ucap Yudhis.

Terkait hal ini juga, Yudhis mengaku sangat menyesalkan sikap seorang pejabat negara yang seolah tidak bertanggungjawab dan tidak menjadi contoh yang baik kepada anak buahnya.

"Memang agak lain ini. Dia sebagai Dirut PLN sudah menetapkan Siaga Nataru mulai tanggal 18 Desember hingga 8 Januari 2024. Lalu Darmo telah menegaskan kepada anak buahnya dalam masa siaga seluruh petugas berjaga 24 jam tanpa henti dan tidak diperkenankan pulang kampung atau berpergian. Tapi, Darmo sendiri yang memimpin apel pada hari senin lalu di PLN Pusat yang diikuti seluruh unit PLN se-Indonesia, malah dia sendiri yang melanggar, dengan santainya dia plesiran dan diduga kuat dengan modus dinas fiktif pula. Kacau kan," sesalnya.

Karena itu, lanjut Yudhis, pihaknya menyampaikan  kepada Presiden Prabowo, bawah Darmo ini bukan contoh pemimpin yang baik. Apalagi yang bersangkutan jelas tidak patuh dengan Presiden terkait penghematan dan tidak komitmen atas apa yang menjadi kebijakannya.

"Buktinya Siaga Nataru ini. Dia yang memerintahkan ke anggotanya, tapi dia tidak menjalankannya. Di dalam laporan ke Seskab, kami juga turut meminta kepada Presiden agar mencopot Darmo, audit total seluruh keuangan di PLN termasuk transaksi kartu kredit milik Darmo yang diperolehnya selama menjabat Dirut PLN yang konon katanya _unlimitted_ . Kami juga sangat mendukung pemberantasan korupsi di PLN dan pihak Kortas Tipikor Polri nantinya bisa menangkap seluruh pelaku koruptor di PLN tanpa pandang bulu," pungkas Yudhis.