BUALBUAL.com - Inflasi Provinsi Riau sekarang ini capai 6,72 % atau paling tinggi nomor dua di Indonesia sesudah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Minimal ada tiga kabupaten/kota jadi penyumbang tingginya inflasi di Propinsi Riau, yaitu Kabupaten Indragiri Hilir 3,95 %, Kota Pekanbaru 6,95 %, dan Kota Dumai 6,63 %.
"Sekarang ini inflasi Riau telah 6,72 %. Inflasi paling tinggi ialah Sumbar 6,9 % atau nyaris 7 %. Sementara inflasi nasional cuma 5,28 %," kata Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar saat rapat pengaturan inflasi bersama Forkopimda dengan bupati/walikota se-Riau, Rabu (15/2/2023) malam.
Menanggapi itu, Gubri Syamsuar minta tiga wilayah itu selekasnya membuat dobrakan untuk mengurangi inflasi. Karena tiga wilayah itu jadi tanda penilaian inflasi di Riau.
"Kota Pekanbaru ini tertinggi inflasinya 6,95 %, nyaris 7 % sama dengan Sumbar. Kota Dumai 6,63 %, dan Inhil 3,95 %. Tolong ini jadi perhatian serius," jelasnya.
Selanjutnya Gubri sampaikan, beberapa komoditi yang memberikan peran naiknya inflasi di Riau salah satunya, beras 0,58 %, cabe merah 0,41 %, rokok keretek 0,36 % dan bawang merah 0,16 %.
Dalam pengaturan infalasi, Gubri akui sudah membuat beberapa inovasi supaya inflasi bisa ditandatangani, salah satunya melakukan operasi pasar murah sekitar 42 titik di 11 kabupaten kota di tahun 2022.
"Dan tahun 2023, pada Januari tempo hari telah lima titik pasar murah yang kita kerjakan di Pekanbaru. Kami harap pemda yang mempunyai daerah dapat lakukan operasi pasar murah . Maka bukan hanya propinsi saja, tetapi harus ada kolaborasi dan kerjasama. Bila ini kita kerjakan, karena itu inflasi bisa dikontrol," tegasnya.